Lewat karya inovatif berjudul "Environmental Cycle", Yusman dan Anisa dari SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), Jawa Timur, menggondol medali emas untuk kategori High School (SMA) pada Dreamline 7th International Design Olympiad 2011, 9-10 April, di Ankara, Turki.
Demam bersepeda di Tanah Air akhir-akhir ini seperti memberikan ilham bagi Yusman Ahmad Nur (15) dan Anisa Naziha (15) untuk berprestasi di kancah internasional. Lewat karya inovatif berjudul "Environmental Cycle", kedua siswa SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), Jawa Timur, itu memenangkan medali emas untuk kategori High School (SMA) pada kompetisi desain bergengsi internasional, yaitu "Dreamline 7th International Design Olympiad 2011", 9-10 April, di Ankara, Turki.
Ide berawal dari kekhawatiran kami akan semakin minimnya sumber mineral yang dikarenakan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor.
-- Yusman Ahmad Nur
"Ide ini berawal dari kekhawatiran kami akan semakin minimnya sumber mineral yang dikarenakan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor. Tingkat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga semakin tinggi. Salah satu solusi atas permasalahan ini sesungguhnya adalah dengan mengajak masyarakat luas untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harian," kata Yusman dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (14/4/2011).
"Namun sering kali kami mendengar keluhan bahwa mengendarai sepeda terlalu melelahkan. Dari permasalahan inilah kami mendapatkan ide untuk menciptakan sepeda yang dapat meringankan upaya penggunanya melalui efisiensi kayuhan," tambahnya.
Dengan keterbatasan dana, Yusman dan Anisa, yang masih duduk di tingkat 10 (kelas 1) ini, memanfaatkan berbagai barang bekas di sekitar sekolah untuk membangun prototipe sepeda impian mereka itu. Prototipe sepeda dibuatnya dari mesin fotokopi bekas, mesin sepeda motor bekas, serta pegas tua dari sebuah toko barang loak.
Kini, berkat kemenangan itu, Yusman dan Anisa meraih hadiah uang sejumlah 3.500 lira atau senilai kurang lebih Rp 20 juta. Keduanya berencana menggunakan dana tersebut untuk membiayai penelitian-penelitian mereka berikutnya. Mereka juga berencana memperoleh hak paten atas hasil karya mereka ini.
"Keberhasilan dari Yusman dan Anisa ini membuktikan bahwa sesungguhnya anak-anak Indonesia memiliki potensi dan talenta yang besar serta kecerdasan yang tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah akses terhadap pendidikan yang berkualitas agar dapat bersaing di kancah global," kata Nenny Soemawinata selaku Managing Director Putera Sampoerna Foundation yang membidani kelahiran SMAN 10 Sampoerna Academy.
Adapun Yusman dan Anisa adalah dua siswa yang memiliki prestasi akademik gemilang meskipun berasal dari keluarga prasejahtera. Keduanya, seperti halnya 300 siswa berprestasi lainnya, kini bersekolah di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy).
No comments:
Post a Comment