HARI ANAK NASIONAL
Anak Dilarang "Bersuara" di Depan SBY
Jumat, 23 Juli 2010 | 10:49 WIB
DHONI SETIAWAN
Anak-anak bermain kembang api di bawah jalan tol Pluit, Jakarta Utara, Minggu (11/7/2010).
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Deklarasi "Suara Anak Indonesia" yang berisi delapan butir aspirasi dan pandangan seluruh anak Indonesia yang dirumuskan dalam Kongres Anak Indonesia (19-24 Juli) di Pangkalpinang dilarang dibacakan dalam Puncak Peringatan Hari Anak Nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Jumat (23/7/2010).
Padahal, "Suara Anak Indonesia" tersebut telah dijadwalkan akan dibacakan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama lima menit. Menurut pendamping para anak yang akan membacakan "Suara Anak Indonesia", Puspasari, pihaknya mendapat informasi pembatalan dari panitia penyelenggara atas perintah Istana.
"Kami sudah bicara dengan Pak Muhammad Nuh, katanya hal itu di luar batas teritorial mereka. Mereka enggak bisa melobi lagi itu dibacakan," katanya.
"Katanya waktunya enggak cukup, padahal pembacaannya dijadwal cuma lima menit," ujarnya.
Pembatalan tersebut membuat dua perwakilan anak Indonesia, yakni Maesa Ranggawati Kusnandar (15) asal Jawa Barat dan Arief Rochman Hakim (16) asal Bangka Belitung, sangat kecewa. "Kami sangat kecewa karena sebagai anak kami merasa suara kami dibatasi," kata Arief.
"Padahal, teman-teman yang lain yang masih kongres di Bangka sudah janji mau nonton bareng kita bacain, mereka sudah SMS menyemangati kita," ujar Mahesa.
Adapun kongres Anak Indonesia tersebut digelar pada 19-24 Juli di Pangkalpinang yang dihadiri 300 anak dari seluruh provinsi. Kongres tersebut mengasilkan butir aspirasi anak yang seharusnya dibacakan di puncak peringatan Hari Anak Nasional setiap tahunnya.
Read More..
Padahal, "Suara Anak Indonesia" tersebut telah dijadwalkan akan dibacakan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama lima menit. Menurut pendamping para anak yang akan membacakan "Suara Anak Indonesia", Puspasari, pihaknya mendapat informasi pembatalan dari panitia penyelenggara atas perintah Istana.
"Kami sudah bicara dengan Pak Muhammad Nuh, katanya hal itu di luar batas teritorial mereka. Mereka enggak bisa melobi lagi itu dibacakan," katanya.
"Katanya waktunya enggak cukup, padahal pembacaannya dijadwal cuma lima menit," ujarnya.
Pembatalan tersebut membuat dua perwakilan anak Indonesia, yakni Maesa Ranggawati Kusnandar (15) asal Jawa Barat dan Arief Rochman Hakim (16) asal Bangka Belitung, sangat kecewa. "Kami sangat kecewa karena sebagai anak kami merasa suara kami dibatasi," kata Arief.
"Padahal, teman-teman yang lain yang masih kongres di Bangka sudah janji mau nonton bareng kita bacain, mereka sudah SMS menyemangati kita," ujar Mahesa.
Adapun kongres Anak Indonesia tersebut digelar pada 19-24 Juli di Pangkalpinang yang dihadiri 300 anak dari seluruh provinsi. Kongres tersebut mengasilkan butir aspirasi anak yang seharusnya dibacakan di puncak peringatan Hari Anak Nasional setiap tahunnya.