Sebuah cerita ini aku dapat dari message temen.. Sebelumnya aku acuh, eeh setelah dibaca bermakna sangat dalam..hehe.. coba kita simak bersama-sama..
Begini...
Suatu hari Imam Ghozali dan Muridnya sedang kumpul2 niih... Terus mereka saling diskusi gitu..
Kemudian Imam Ghozali berkata sama muridnya, wahai murid-muridku saya mau mengajukan beberapa pertanyaan tentang kehidupan didunia.. Silahkan nanti dijawab yaa..
Pertanyaan Pertama:
Apa yang paling Dekat denganmu wahai muridku??...
lalu satu-satu mereka jawab.. Ada yg menjawab orang tua, sahabat dekatnya, guru, dsb ... Kemudian Imam Ghozali menanggapinya.. Hmmm benar jawaban kalian.. tapii... yang paling dekat dengan kita saatt ini.. adalah "MATI",, karena kita tak tau kapan waktu kita kembali kpd Allah, karena Allah juga berjanji setiap yang bernyawa pasti akan mati.. ehhmm serem yaa.... tapi itulah memang takdir dan ketentuan Allah SWT..
Pertanyaan Kedua :
wahai murid2ku,,, apalah yang paling jauh dari kita???... hmmm mereka berpikir keras.. Satu2 mulai menjawab dengan semangat.. Arab, Bulan, Matahari,Plutto..dsb.. Jawaban kalian tidak ada yang salah.. tapi yang paling benar adalah MASA LALU.. karena tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu, naek angkot?? nggak akan ada jurusan yg ke masa lalu..hehe...
Pertanyaan Ketiga:
murid2ku.. menurut kalian apakah yg paling berat di dunia ini??.. kemudian satu2 mulai nyeletuk.. bumi pak,, gunung, besi,baja,mobil,.... lalu Imam Ghozali jawab.. ehemm semua memang besar anak2ku, kalian benar.. tapi taukah apa yang paling berat ??.. yaitu TANGGUNG JAWAB MEMEGANG AMANAH.. karena manusia sangat sombong dulu menyanggupi sebagai kholifah di bumi,, padahal makhluk Allah yang lain tidak menyanggupinya... sehingga nanti banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Pertanyaan Keempat:
pa yang paling besar di dunia ini??... matahri pak,, bumi,, laut,dsb... Imam Ghozali berkata,, mmm kalian memang pintar dan benar,, tp sesungguhnya yang paling besar adalah "NAFSU",, manusia kadang kala tak kuasa menahan nafsu yg begitu besar... Maka kita harus berhati-hati dan mengendalikannya dengan baik.. agar kita tidak terjerumus ke neraka..
Pertanyaan Kelima:
Apa yang paling ringan di dunia ini???.Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah “meninggalkan Sholat”. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.
Pertanyaan ke enam :
Apakah yang paling tajam di dunia ini?. Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang… Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukaiperasaan saudaranya sendiri.
Hmm pertanyaan diatas memang sederhana,, tp sangat dalam buat yg memaknainya... Wahai manusia sadarlah dan ingatlah akan kewajiban yang sesungguhnya kita hidup di dunia...
saling mengingatkan sesama saudara yaa.....
semoga bermanfaat...!
Read More..

Komunitas bersepeda makin menjamur saja di negeri ini. Mulai dari sepeda onthel buat “klangenan”, sepeda gunung buat yang gemar merawat jantung, hingga model BMX untuk yang gemar memacu jantung. Nah, ini tentang Bung Karno dan sepeda.
Tidak banyak literatur tentang itu. Bung Karno dalam biografinya hanya menyinggung sedikit masa-masa sekolah di HBS Surabaya. Masa-masa ia berjalan kaki, sementara para murid Belanda sudah ber-haha-hihi dengan sepeda angin. Ia lantas berusaha memperketat pengeluaran sehingga bisa menyisihkan sedikit uang bulanan untuk ditabung.

Guubbbraaaaakkk…. Anwar tidak bisa mengendalikan laju sepeda, dan menubruk tembok. Sepeda ringsek seketika. Demi melihat suara tubrukan, Bung Karno menghambur keluar. Matanya terbelalak, jantung berdegup kencang, si pitam naik ke ubun-ubun. Ia lihat Anwar berdiri ketakutan, dan tentu saja kesakitan. Sukarno mendelik dan menyepak bokongnya. Anwar pun menangis meraung-raung. Hati Sukarno sendiri menangis melihat sepeda kesayangan yang ia beli dengan susah payah, kini ringsek sudah.
Beberapa tahun kemudian, ketika Sukarno sudah menjadi tokoh pergerakan, mengetuai organisasi, mendapat honorarium… ia berkisah, kembali membeli sepeda. Tapi bukan untuk dirinya, melainkan untuk si Anwar. Mungkin ia merasa bersalah karena dulu telah menyepak bokong Anwar karena marah.

http://rosodaras.wordpress.com/2009/07/20/freestyle-onthel-ala-bung-karno/